CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Thursday, February 24, 2011

jangan cari pasal

hadoi..
kan dah cakap..jangan cari nahas..






Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:”Ketahuilah bahawa dalam jasad manusia ada seketul daging (segumpal darah), jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika rosak maka rosaklah seluruh anggota, itulah hati.”


Sunday, February 20, 2011

tertarik!menarik!

tertarik untuk berkongsi ini..

lagi...


insya allah..allah ma'ahum..


Al-Barra’ bin Malik


subhanallah..
kagum dengan kisah al-barra' bin malik al-ansary..
seorang pahlawan yang sangat obses dengan islam..

kita?
jauh panggang dari api..(tapi tak mustahil untuk mencontohi mereka bukan?biiznillah)

bila disuruh buat kerja-kerja islam..
letih?
penat?

nanti la..belum ready..
sampai bila?
bila dah tua bangka baru nak DF adik2..kawan2..
astaghfirullahal azim..(kepala dah benjol kena ketuk dengan kata-kata sendiri)


jom recharge iman..hayati kisah obsesi Al-Barra' bin Malik...

****************************************

Rambutnya kusut dan berdebu, tubuhnya kurus dan tulang-tulang menonjol, kerempeng dan kulitnya cukup hitam. Orang memandang leceh kepadanya dan segan bertemu dengan dia. Tetapi walaupun begitu, dia telah membuktikan keberaniannya sanggup menewaskan ratusan orang musyrik dalam beberapa kali perang tanding satu lawan satu. Belum termasuk yang ditewaskannya dalam perang berkecamuk.

Sesungguhnya dia pemberani yang pantang mundur. Khalifah umar bin Khattab pernah menulis surat kepada para panglima, supaya tidak mengangkat Al-Barra’ bin Malik menjadi komandan pasukan, karena dikhawatirkan dengan keberaniannya yang luar biasa itu akan membahayakan bagi tentara muslimin.

Al-Barra’ bin Malik adalah saudara kandung Anas bin Malik, khadam Rasulullah. Seandainya diceritakan kisah kepahlawanan Al-Barra’ semuanya, sudah tentu akan menghabiskan halaman yang banyak. Karena itu kita cukupkan sebuah kisah saja, mudah-mudahan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang kisah kepahlawanannya.

Kisah ini terjadi tidak berapa lama sesudah Rasulullah wafat, yaitu ketika beberapa kabilah Arab murtad dari agama Islam secara beramai-ramai, sebagaimana tadinya mereka masuk Islam beramai-ramai. Akhirnya tinggal dalam Islam hanyalah para penduduk Makkah, Madinah, Thaif, dan beberapa kelompok yang terpencar-pencar di sana sini. Mereka orang-orang yang teguh dan mantap imannya.

Khalifah Abu Bakar menghendaki agar ancaman terhadap eksistensi Islam ditanggulangi sampai tuntas. Maka dibentuknya sebelas pasukan tentara, terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Lalu dikirimnya ke seluruh jazirah Arab, untuk mengembalikan orang-orang yang murtad dan atau memerangi siapa yang membangkang.

Kelompok orang-orang murtad yang paling jahat dan besar ialah kelompok Banu Hanifah yang dipimpin Musailamah Al-Kadzdzab. Jumlah mereka tak kurang dari empat puluh ribu orang, terdiri dari prajurit-prajurit tangguh dan berpengalaman perang. Kebanyakan mereka murtad dan mengakui Musailamah karena fanatik kesukuan, bukan karena percaya kepadan kenabian Musailamah.

Sebagian mereka berkata, “Saya tahu Musailamah itu bohong dan Muhammadlah Nabi yang benar. Tetapi kebohongan Bani Rabi’ah (Musailamah) lebih saya sukai daripada kebenaran Bani Mudhar (Muhammad).”

Tentara muslimin yang pertama-tama datang menyerang Musailamah dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Pasukan Ikrimah dapat dikalahkan tentara Musailamah, sehingga lari kucar-kacir dan Ikrimah sendiri tewas sebagai syahid.

Sesudah itu dikirim oleh Khalifah Abu Bakar pasukan kedua di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Dalam pasukan Khalid ini terdapat pahlawan-pahlawan Anshar dan Muhajirin. Di antara mereka terdapat Al-Barra’ bin Malik Al-Anshary, dan beberapa pendekar muslim lainnya.

Pasukan Khalid bertemu dengan pasukan Musailamah di Yamamah. Pertempuran segera terjadi tak dapat dihindari. Belum lama kedua pasukan itu bertempur, ternyata pasukan Musailamah lebih unggul. Mereka dapat mendesak mundur pasukan Khalid dari posisinya, hingga pasukan Musailamah berhasil menyerbu sampai ke perkemahan Khalid bin Walid dan menghancurkan perkemahan itu. Bahkan istri Khalid nyaris terbunuh ketika itu, seandainya tidak sempat diselamatkan pengawal.

Melihat situasi yang tidak menguntungkan, Khalid melompat ke tengah-tengah pasukannya dan mengubah susunan pasukan. Kaum Muhajirin, kaum Ansar dan prajurit yang terdiri dari anak-anak desa dipisah-pisahkannya menurut kelompok masing-masing. Tiap kelompok dikepalai salah seorang dari kelompoknya sendiri. Dengan begitu Khalid dapat mengetahui kesanggupan masing-masing kelompok, serta mengontrol di mana letak kelemahan tentara muslimin.

Kini kedua pasukan baku-hantam dan baku tebas dengan sengit dan mengerikan. Kaum muslimin memperlihatkan kemampuan yang belum diperlihatkan sebelumnya. Tentara Musailamah bertahan di medan tempur bagaikan gunung, kokoh dan kuat. Mereka tidak peduli walaupun kurban banyak jatuh di pihak mereka. Kaum muslimin memperlihatkan keberanian luar biasa, yang kalau dihitung-hitung sesungguhnya merupakan peristiwa yang sangat mengerikan.

Lihatlah Tsabit bin Qais yang memanggul bendera Anshar. Dia melilit tubuhnya dengan kain kafan, kemudian digalinya lobang setinggi betis. Lalu dia turun ke dalam lobang itu. Dia bertahan di lubang itu mengibarkan bendera kaumnya sampai tewas sebagai syuhada.

Zaid bin Khattab, saudara Umar bin Khattab, memanggil kaum muslimin, “Wahai kaum muslimin, bertempurlah dengan gigih! Tewaskan musuh-musuh kalian dan terus maju! Wahai manusia! Demi Allah! Saya tidak akan berbicara lagi sesudah ini sampai Musailamah dihancurkan, atau saya syahid menemui Allah. Saya akan diperlihatkan kepada Allah bukti bahwa saya betul-betul syahid.” Kemudian dia maju menyerang musuh, bertempur sampai tewas sebagai syuhada.

Lain pula dengan Salim, maula Abu Hudzaifah, pembawa bendera kaum Muhajirin. Kaumnya khawatir dia lemah atau takut. Kata mereka kepada Salim, “Kami sangsi dengan keberanian Anda menghadapi musuh.”
Jawab Salim, “Jika kalian sangsi terhadap saya, percuma saya menjadi pembawa bendera Al-Qur’an” Kemudian dia menyerbu musuh-musuh Allah dengan berani sehingga ia tewas pula sebagai syuhada.

Tetapi kepahlawanan mereka belum seberapa dibandingkan dengan kepahlawanan Al-Barra’ bin Malik.

Ketika Khalid melihat api pertempuran semakin berkobar, dia berpaling kepada Al-Barra’. Kata Khalid memerintah, “Kerahkan mereka, hai pemuda Anshar!”

Al-Barra’ berteriak memanggil kaum Anshar, “Hai kaum Anshar! Jangan kalian berpikir-pikir hendak kembali ke Madinah. Tidak ada lag! Madinah sesudah hari ini. Ingatlah kepada Allah semata-mata kemudian ingat surga”. Sesudah begitu, dia maju mendesak kaum musyrikin, diikuti prajurit Anshar. Pedangnya menari lincah menebas kuduk musuh-musuh Allah.

Melihat prajuritnya banyak berguguran, Musailamah dan kawan-kawan menjadi gentar. Karena itu mereka lari berlindung dalam sebuah perkebunan. Kebun itu kemudian terkenal dalam sejarah dengan nama “kebun maut”, karena banyaknya manusia yang terbunuh dalam kebun itu.
Kebun maut itu adalah tempat lari terakhir bagi Musailamah dan tentaranya. Pagarnya tinggi dan kokoh. Musailamah dan puluhan ribu tentaranya mengunci pintu rapat-rapat dari dalam. Mereka bertahan dalam kebun itu seolah-olah dalam benteng. Dari puncak pagar mereka menghujani kaum muslimin yang berusaha masuk kebun dengan panah.

Kata Al-Barra’, “Angkat saya dengan gala dan lindungi saya dengan perisai dari panah-panah musuh. Sesudah itu lemparkan saya ke dalam kebun di dekat pintu. Biarlah saya syahid untuk membukakan pintu bagi kalian.”

Dalam sekejap Al-Barra’ sudah berada di atas sebatang gala. Tubuhnya enteng, karena awaknya kurus kecil. Sepuluh orang pemanah melemparkannya ke dalam kebun maut. Al-Barra’ meluncur di atas ribuan tentara Musailamah. Kehadirannya menyebabkan mereka ngeri bagaikan disambar petir di siang bolong. Sementara itu Al-Barra’ sudah berhasil memukul tewas sepuluh orang penjaga pintu. Al-Barra’ segera membukakan pintu bagi kaum muslimin. Namun begitu, Al-Barra’ tak luput dari sentuhan pedang dan goresan panah yang menyebabkan sembilan buah luka menganga di tubuhnya.
Kaum muslimin tumpah ruah menyerbu ke dalam kebun maut. Pedang mereka berkelebat di kuduk orang-orang murtad. Lebih kurang dua puluh ribu orang korban yang tewas di pihak mereka. Termasuk pemimpin mereka, Musailamah Al-Kadzdzab.

Al-Barra’ segera dinaikkan kawan-kawannya ke atas kendaraan untuk diobati. Sebulan lamanya Khalid merawat dan mengobati Al-Barra’ sampai Allah menyembuhkan luka-lukanya. Dia memuji dan bersyukur kepada Allah yang telah memberi kemenangan bagi kaum muslimin.

Al-Barra’ bin Malik Al-Anshari sangat merindukan kematian sebagai syahid. Dia kecewa karena gagal memperolehnya di kebun maut. Maka sejak itu dia selalu menceburkan diri dalam peperangan untuk mencapai cita-cita besarnya, dan karena rindu hendak segera bertemu dengan nabinya yang mulia.

Ketika perang penaklukan kota Tustar di Persia, tentara Persia berlindung dalam sebuah puri. Puri itu merupakan benteng yang kokoh bagi tentara Persia. Temboknya tinggi, besar, pintu-pintunya kuat dan kokoh. Kaum muslimin mengepung Puri dengan ketat. Setelah mereka terkepung begitu lama, akhirnya mereka mendapat kesulitan. Mereka mengurkan kait-kait besi yang panas membara dari puncak pilar untuk mengait tentara kaum muslimin. Tentara muslimin yang terkait mereka angkat ke atas, adakalanya langsung tewas atau pingsan.

Mujur bagi Anas bin Malik, dia terkait oleh pengait berapi itu. Kemudian Al-Barra’ saudaranya melompat ke dinding benteng dan melepaskan pengait dari tubuh saudaranya. Tangan Al-Barra’ terbakar dan melepuh memegang pengait yang panas membara. Tetapi dia tidak peduli asal saudaranya lepas dari pengait itu. Kemudian dia berhasil turun dengan jari-jari tangannya tanpa daging. Dalam perang Tustar ini dia mendoa kepada Allah semoga diberi rezeki sebagai syuhada. Allah memperkenankan doanya. Dia syahid menemui Allah dengan senyum bahagia.

Go to fullsize image


wallahu a'lam..


Sunday, February 13, 2011

hadith kapal

alhamdulillah..
masih diberi kesempatan untuk menulis..

mudah-mudahan detik ini diberkati..(suda banyak habiskn masa hari ni..ergh!)

hurm..orang kata,kalau kita rasa something tu best,mesti kita nak share kan..
jom kita kongsi hadith kapal..(mende la plak ni..)

sebelum tu..meh kite briefing jap pasal hadith ni..
cuba bayangkan kat depan mata kita sekarang, ada sebuah kapal yang saaaaaaaaaaaangat besar..2 tingkat!


View Image

kedua-dua tingkat tu dipenuhi dgn manusia yang bermacam2 level..(paling senang nk digambarkan.golongan kaya la yang akan dok kat atas kan?..golongan miskin & sederhana-duduk kat bawah senyap-senyap-hehe..macam cerita titanic la pulak)

nak dijadikan cerita , golongan yang dapat tiket kat level bawah ni takde kemudahan untuk naik ke tingkat atas untuk dapatkan air.Jadi terpaksalah bergantung pada golongan yang di atas untuk dapatkan air..kalau orang atas tak tanya 'cukup air atau x?' malu la orang-orang di bawah untuk meminta..takut menyusahkan, fikir mereka..

sampai suatu ketika..salah seorang dari golongan bawahan ni beri cadangan..
"aku rasa,kita dah banyak menyusahkan orang-orang di atas..apa kata kita hidup berdikari?..bukan susah untuk kita dapatkan air..tebuk sahaja lubang pada kapal ini..senang!tak payah serabut-serabut fikir?amacam?"

Go to fullsize image

agak-agak,kalau rancangan tu diteruskan..apa yang terjadi pada kapal tu ye?
mustahil tak tenggelam..

oke..sekarang kita selak hadith..

Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Perumpamaan orang-orang yang mencegah maksiat dan melanggarnya adalah seperti kaum yang menaiki sebuah kapal.
Sebahagian mereka berada di atas dan yang lain berada di bawah.
Jika orang-orang yang berada di bawah memerlukan air, mereka terpaksa melalui orang-orang yang di atasnya. Lalu mereka berkata:'Jika kami tebuk sahaja lubang pada bahagian kami ini, tentu kami tidak perlu menyusahkan orang-orang di atas kami'.
Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (walhal mereka tidak menghendakinya), maka binasalah seluruhnya.
Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan, maka akan selamatlah kesemuanya."



Dapat x?
Cantik kan perumpamaan yang nabi gunakan?

Kita hidup dalam dunia ni sebagai satu ummah..jadi haruslah kita bergerak bersama-sama untuk memakmurkan dunia ni..
Tak boleh la kita gemuk sorang-sorang..pegi majlis ilmu sana-sini.tapi langsung tak bagi effect kat ummah..

View Image


Jangan macam tu!
nanti Allah hantar bala, bukan pada kaum yang buat mungkar sahaja..dengan alim ulama' nya sekali kena..
na'uzubillahi min zalik..
[HR Bukhari]